Last Day MIWF 2018 (Destiny)
Sabtu, 5 Mei 2018 menjadi hari
terakhir sekaligus penutup dari acara MIWF 2018, di sore hari pengunjung
internasional mulai berkurang. Saya menghadiri salah satu rangkaian acara MIWF
yaitu meet the publishers di gedung DKM Fort Rotterdam. Ada banyak penerbit
yang menjadi pembicara dalam acara kali ini seperti Ininnawa, Rumah Ripta,
Basabasi, Kedai Buku Jenny dan Margin Kiri. Mulai dari penerbit buku yang
bertemakan politik, sosial, budaya , fiksi maupun nonfiksi. Kedepannya saya
akan tertarik membaca buku-buku terbitan Margin Kiri yang menerbitkan
kajian-kajian kritis di bidang ekonomi-politik, filsafat,
sosial-budaya/humaniora, sejarah dan kajian Indonesia. Selain para penerbit,
juga hadir para penulis terkenal juga satu-satunya yang saya ketahui itu Boy Candra,
sering mendengar namanya namun tak tahu tampangnya, barulah di sesi
diskusi tadi sambil menertawai diri dan berkata “oh ini namanya Boy Candra”.
Setelah sesi diskusi dengan para
penerbit selesai, saya lanjut ke food tenant yang menjadi tempat favorit
saya di festival ini. Saat bersantai sambil menonton pertunjukan teater di
lapangan yang mengikutkan pengunjung ikut berperan dalam teater ini.
Selang beberapa menit, saya melihat Ridwan Alimuddin (founder Perahu
Pustaka) juga ikut menikmati pertunjukan teater. Akhirnya harapan saya
dipostingan sebelumnya terpenuhi juga, tentu saya tidak melewatkan kesempatan
emas ini dan menghampiri beliau.
Ridwan alimuddin menceritakan
awal terbentuknya Perahu Pustaka ini yang merupakan proyek dari MIWF sendiri, sejak
2015 ibu Lily selaku founder dari MIWF memiliki ide untuk membuat perahu
berlayar membawa buku-buku, karena sebelumnya Ridwan Alimuddin juga aktif dalam
dunia literasi dan fokusnya memang di kemaritiman sehingga bu Lily serta
beberapa penggiat literasi menyerahkan proyek ini ke Ridwan Alimuddin.
Sejak itulah Ridwan Alimuddin mmenjalankan proyek tersebut. Dibuatlah perahu
khas mandar di Lapeo (Sulawesi Barat) masih satu daerah dengan Pambusuang yang
merupakan asal dan pusat perpustakaan Ridwan Alimuddin. Bersama dengan ketiga
rekannya serta anaknya Ridwan Alimuddin berlayar dari Sulawesi Barat ke
Makassar untuk festival MIWF 2018 sekaligus memperingati tiga tahun
beroperasinya Perahu Pustaka. Ridwan Alimuddin sosok yang sangat ramah dan kami
banyak bercerita tentang budaya Mandar juga.
Last day MIWF 2018, empat hari yang
melelahkan tapi juga menyenangkan, entah lelah atau terlalu senang hingga
lupa mengerjakan tugas. Cerita dari hari kehari terus berlanjut dan saling
berkaitan. Dihari pertama bertemu dengan Carolina dan tiga hari berikutnya
selalu bertemu dia, hari kedua bertemu dengan Ryoichi dihari selanjutnya dalam
sesi diskusi ia bercerita banyak tentang dirinya dan lebih banyak lagi mengenal
beliau, dihari ketiga berharap bertemu dengan founder Perahu Pustaka dan dihari
berikutnya bertemu tanpa direncanakan. Semuanya serba kebetulan dan tanpa
rencana. Bertemu dengan orang-orang yang inspiratif dan ilmu yang sangat
bermanfaat kedepannya. Sampai jumpa dan semoga kita dapat merasakan euforia
MIWF berikutnya.
Comments
Post a Comment