Kerjasama Pembangkit Listrik Tenaga Angin




Kerjasama terbagi atas dua sifat yaitu, kerjasama yang sifatnya menguntungkan kedua belah pihak dan kerjasama yang lebih menguntungkan kepada pihak yang dominan.
Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Sistem pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi merupakan sistem alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan salah satu energi yang tidak terbatas di alam.
Pembangkit listrik tenaga angin mengurangi penurunan emisi gas buang atau polusi yang mencemari lingkungan, angin sebagai sumber tenaga listrik terbarukan tidak akan tereksploitasi mengingat angina merupakan sumber daya yang takkan habis walaupun digunakan dalam jangka waktu panjang dan terus-menerus berbeda dengan bahan bakar fosil yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Energi angina sangat berkontribusi dalam ketahanan energy dunia di masa yang akan datang. Indonesia memiliki potensi energi angin mencapai 1,8 GW. Daerah yang berpotensial untuk dikembangkan adalah Indonesia bagian timur, seperti Papua, Maluku dan Sulawesi Selatan.
Banyak Negara-negara maju khususnya sangat senang bekerjasama serta memberi bantuan kepada Indonesia baik modal maupun tenaga ahli, karena salah satu alasan yang utama yaitu Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Indonesia pun menerima dengan tangan terbuka serta gencar-gencarnya melakukan kerjasama dengan pihak asing baik Negara, organisasi internasional ataupun actor-aktor lainnya. Salah satunya ialah kerjasama pihak asing dengan pemerintah Indonesia dalam PLTB (pembangunan listrik tenaga bayu) di Mattirotasi, Watang Pulu, Kabupaten Sidrap (Sidenreng Rappang), Sulawesi Selatan.
PLTB Sidrap merupakan pembangkit tenaga angin terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas 75 MW, pembangkit ramah lingkungan ini terdiri dari 30 turbin kincir angin yang masing-masing berkapasitas 2,5 MW. Model turbin yang digunakan dari Gamesa Iolica Corporation pada menara baja setinggi 80 meter dengan panjang baling-baling 57 meter. Proyek dengan investasi sekitar 150 juta dolar AS ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada awal 2018 ini dioperasikan oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi. Community Relation PT UPC Sidrap Bayu Energi, Tanta Skober mengatakan, pekerjaan yang memakai tenaga non skill PT UPC Sidrap Bayu Energi utamakan masyarakat local yang sifat pengerjaannya non skill atau dengan kata lain Helper. Ia lanjut menjelaskan bahwa 709 Tenaga kerja yang dimiliki oleh PLTB Sidrap per Agustus, Sebanyak kurang lebih 60% merupakan tenaga kerja lokal.
Dalam pengerjaan PLTB Sidrap ini dilakukan kerjasama dengan beberapa pihak yaitu kesepakatan kerjasama yang ditandatangani oleh President dan CEO of The Overseas Private Investment Corporation (OPIC), Elizabeth L Littlefield, dan President Direktur PT UPC Sidrap Bayu Energy, Brian Caffyn, dengan disaksikan oleh Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, dan Direktur Penggadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso, di Auditorium Kantor Pusat PLN, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan.
OPIC adalah lembaga keuangan Pemerintah AS untuk pembangunan, yang didirikan tahun 1971. Lembaga ini menghimpun modal swasta untuk mengatasi tantangan utama dalam pembangunan dan sekaligus mengerjakannya, serta memajukan kebijakan luar negeri dan prioritas keamanan nasional AS. Sementara itu, UPC Renewables Group of Companies, adalah pengembang besar energi terbarukan dari Amerika yang telah membangun lebih dari 2.300MW proyek energi bertenaga angin selama 20 tahun terakhir, di Amerika Serikat, Italia, Cina, Filipina, dan Maroko. Sedangkan PT UPC Sidrap Bayu Energi adalah proyek mayoritas milik UPC untuk proyek Sidrap Wind Farm, yang dikerjakan bersama dengan mitra lokal PT Binatek Energi Terbarukan.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasiun Jonan mengatakan, PLTB Sidrap merupakan pembangkit angin pertama di Indonesia yang akan beroperasi secara komersial, dengan beroperasi PLTB ini akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari sedikit negara di Asia yang mempunyai pembangkit  bertenaga angin. "Di Asia ada Jepang, China, Korea, setelah itu Indonesia. Pemerintah semakin optimistis mencapai target energi terbarukan 23 persen pada 2025. Dengan beroperasinya PLTB Sidrap, diharapkan dapat menambah pasokan listrik di wilayah tersebut. Jonan mengatakan, dengan penambahan daya dari PLTB Sidrap akan menambah pasokan listrik di Sulselrabar. Di tempat yang sama, Bupati Sidrap Rusdi Masse menyambut baik pembangunan proyek pembangunan PLTB Sidrap.
Namun, akan sukseskah proyek ini? Serta efektif kah kerjasama yang dilakukan? Jika kita berangkat dari pola pikir kaum realis yang memandang pesimis atas sifat manusia kita dapat berpikir bahwa kerjasama ini ada tujuan terselubungnya tanpa disadari kerjasama yang awalnya mengiming-imingkan janji yang awalnya dilaksanakan namun suatu saat mungkin saja akan dilanggar. Ini taktik mereka untuk memanfaatkan masyarakat atau penduduk asli untuk memperoleh kepentingannya. Salah satunya di Kabupaten Wajo, ada perusahaan asing di wilayah atau kawasan daerah Wajo, awalnya perusahaan ini mengurangi tingkat pengangguran di daerah tersebut karena 80% karyawan merupakan masyarakat local, tetapi setelah beberapa tahun berdrinya perusahaan ini, perusahaan ini mempekerjakan hanya 20% pekerja local sisanya pekerja luar yang didatangkan dari Australia dan US. Berangkat dari kasus daerah sebelah, pemerintah Sidrap harusnya lebih selektif lagi dalam penyetujuan kerjasama dengan pihak asing.

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Menentukan Hati"

Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia Era Jokowi Terkait Perdamaian di Palestina