Posts

Last Day MIWF 2018 (Destiny)

Image
Sabtu, 5 Mei 2018 menjadi hari terakhir sekaligus penutup dari acara MIWF 2018, di sore hari pengunjung internasional mulai berkurang. Saya menghadiri salah satu rangkaian acara MIWF yaitu meet the publishers di gedung DKM Fort Rotterdam. Ada banyak penerbit yang menjadi pembicara dalam acara kali ini seperti Ininnawa, Rumah Ripta, Basabasi,  Kedai Buku Jenny dan Margin Kiri. Mulai dari penerbit buku yang bertemakan politik, sosial, budaya , fiksi maupun nonfiksi. Kedepannya saya akan tertarik membaca buku-buku terbitan Margin Kiri yang menerbitkan kajian-kajian kritis di bidang ekonomi-politik, filsafat, sosial-budaya/humaniora, sejarah dan kajian Indonesia. Selain para penerbit, juga hadir para penulis terkenal juga satu-satunya yang saya ketahui itu Boy Candra, sering mendengar namanya namun tak tahu tampangnya,  barulah di sesi diskusi tadi sambil menertawai diri dan berkata “oh ini namanya Boy Candra”. Setelah sesi diskusi dengan para penerbit selesai,  saya ...

Day 3 MIWF 2018 (Understanding People from Other Parts of the World)

Image
Dihari ketiga MIWF, saya menghadiri salah satu rangkaian acara MIWF di Unhas. Awalnya saya tertarik dengan judul materinya namun setelah melihat narasumbernya ternyata Ryoichi dan Matsui (sebagai penerjemah) yang sudah saya sebutkan di postingan sebelumnya Day 2 MIWF 2018 . Sebelum memasuki ruangan, setiap peserta diberikan beberapa lembar terkait yang akan diceritakan oleh narasumber. Ryoichi merupakan salah satu saksi dan korban bencana gempa bumi di Jepang pada 11 Maret 2011, lewat puisi ia mendokumentasikan pengalaman mengerikannya itu kemudian memposting ke akun twitter pribadinya, puisi yang menyentuh seakan-akan pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan Wago pada kejadian itu. Setelah mengupload karyanya itu, dalam waktu singkat ia mendapat lebih dari 14,000 followers dan diretweet oleh banyak orang.  Puisi karyanya dibacakan dibanyak tempat guna menggalang dana untuk para korban gempa bumi. Kalimat yang selalu saya ingat diakhir cerita Wago  “What does your...

Day 2 MIWF 2018

Day 2 MIWF 2018 Dihari kedua MIWF 2018 rangkaiam acara hampir sama dengan hari sebelumnya seperti kegiatan diskusi, workshop,   book launch, pentas baca puisi dan sebagainya, rangkaian acaranya berlangsung di beberapa tempat dan kampus di Makassar tapi pusat kegiatannya masih di Benteng Fort Rotterdam. Dihari kedua miwf 2018 memberikan hal yang mengesankan dibanding dengan hari sebelumnya, selan bertemu dengan lebih banyak orang-orang yang menginspirasi juga tentunya lebih banyak ilmu yang bisa dipetik dihari kedua ini. Pertama kali berkunjung ke festival ini saya tertarik dengan salah satu tenant Barru Membaca di bagian taman sebelah panggung utama, namun karena beberapa kendala sehingga barulah dihari kedua ini saya berkesempatan berbincang-bincang langsung dengan founder dari Barru Membaca. Sangat menyenangkan bisa bertemu,   berkenalan, berdiskusi,   dengan para relawan Barru Membaca. Tentang Barru Membaca : Barru Membaca telah beroperasi selama dua tahun, awa...
Day 1 MIWF 2018 Makassar International Writers Festival (MIWF) adalah pertama dan satu-satunya festival literasi internasional dilaksanakan di bagian Timur Indonesia. Festival ini diorganisir oleh Rumata’ Artspace sebagai acara tahunan. Sejak festival pertama di 2011, festival ini telah menjadi acara literasi yang paling ditunggu-tunggu oleh penulis-penulis local khususnya. T erkenal karena suasananya yang santai dan informal serta beragam programnya yang beraneka ragam, yang menarik, dan menghibur.   Untuk tahun ini festival ke-7 MIWF mengusung tema Voice/Noise , yang menggemakan kebutuhan akan suara yang kritis dan jelas dari masyarakat sipil di tengah "tahun penuh gejolak politik" pada 2018 (pemilihan lokal serentak) dan persiapan untuk memilih presiden / wakil presiden baru dan anggota parlemen . Seperti festival pada umumnya, ada tenant banyak tenant khusus kuliner, kegiatan launching buku di taman serta banyaknya buku-buku yang disuguhkan oleh beberapa k...

Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia Era Jokowi Terkait Perdamaian di Palestina

Image
                 Politik Luar Negeri Indonesia secara konsisten menyuarakan perdamaian dunia, hingga saat ini Indonesia aktif mengirim pasukan perdamaian ke Negara-negara konflik seperti Myanmar, Lebanon, Sudan Selatan, Darfur dan salah satunya Palestina.                  Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia mengenai perdamaian internasional tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi : “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar neg...